Total Tayangan Halaman

Kamis, 13 Desember 2018

Sharing Pengalaman Jambore Nasional Sekami 2018 (1)


REFLEKSI PENGALAMAN JAMBORE NASIONAL SEKAMI 2018
PONTIANAK, 3 – 6 JULI 2018
KEUSKUPAN AGUNG PONTIANAK
(Part 1)



Refleksi :
Awalnya kegiatan ini tidak menjadi pilihan bagi saya pribadi untuk mengikutinya karena ada beberapa pertimbangan. Tetapi gaung promosi kegiatan yang digemakan melalui Media Sosial dan info yang diperoleh dari Web Biro Nasional KKI menghapus banyak keraguan saya dan akhirnya saya pun memutuskan mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini.

Banyak persiapan yang perlu dilakukan untuk mengikuti kegiatan ini, tidak hanya perlengkapan fisik, tetapi juga kesiapan mental dan keteguhan hati. Berdasarkan info yang diperoleh dari buku panduan, semua peserta nantinya akan tinggal dalam sebuah keluarga kecil, yang anggotanya berasal dari berbagai daerah dan keuskupan.

Model ini pastinya mengharuskan kita sebagai peserta untuk siap menerima keadaan apapun yang terjadi di dalam keluarga tersebut, siap untuk bersosialisasi dengan siapa saja, dan siap untuk terpisah dari rombongan keuskupan sendiri. Belajar mandiri dan mengurus diri sendiri terkadang merupakan tantangan yang besar bagi sebagian orang, apalagi bagi sebagian besar anak-anak remaja saat ini.

Sebelum berangkat menuju Pontianak, kontingan KAMS diberi pembekalan teknis dan melakukan persiapan-persiapan bersama, seperti : persiapan perlengkapan kontingen, persiapan stand pameran KKI KAMS, latihan untuk pertunjukan pentas seni dan perkenalan antar sesama kontingen. Seluruh peserta telah diberikan pembekalan agar sesampainya di Pontianak harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada Panitia Lokal dan mengikuti semua arahan di dalam keluarga tempat tinggal masing-masing.








Selasa, 3 Juli 2018
Kontingen KAMS yang terdiri dari 1 Dirdios KKI, 1 Suster JMJ sebagai Pendamping Rohani, 8 Animator, dan 10 Sekami Remaja, berangkat ke Pontianak pada Selasa, 3 Juni 2018. Perjalanan berjalan dengan aman dan baik. Setibanya di Pontianak, kontingen disambut oleh Panitia lokal dengan sangat baik dan ramah. Setelah mengambil bagasi, kontingen kemudian diantar menuju bus yang telah menunggu di parkiran bandara dan masing-masing anggota kontingen mendapatkan snack. Snack yang dibagikan terdiri dari 1 botol air mineral, 1 minuman kotak (jus atau teh kotak) dan 1 roti.









Perjalanan dari Bandara menuju lokasi acara ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Sesampainya di lokasi acara, kontingen diarahkan oleh panita menuju gerbang utama. Barang-barang diangkut oleh panitia dan kami diarahkan untuk berbaris di depan gerbang utama untuk mengikuti upacara penyambutan. Kontingen KAMS disambut dengan sangat ramah oleh Tim Penyambutan dan Ketua Panita. Dirdios KKI KAMS menerima kain tenun sebagai simbol penyambutan dan saya menerima secara simbolis gelang kain JAMNAS yang nantinya akan saya bagikan kepada rekan-rekan kontingen yang lainnya.



Setelah penyerahan kain tenun dan gelang JAMNAS, kami menyerukan yel-yel khas Keuskupan sambil memasuki area acara. Di sepanjang jalan masuk telah berdiri anak-anak Sekami dari Keuskupan Agung Pontianak bersama para Biarawan/Biarawati yang menyambut kontingen kami seperti Pagar Ayu yang selalu tersenyum dan menyambut ramah.  Mereka menyalami kami satu-per satu hingga kontingen kami sampai pada meja registrasi untuk menerima pemberitahuan mengenai pembagian keluarga.

Setiap anggota kontingen menerima sebuah tas kain berwarna sesuai dengan kampung masing-masing yang berisi : 1 buku kerja kuning, 1 botol air minum, 1 paket snack, 1 helai scraf, 1 buah ID Card dan 1 buah baju kaus JAMNAS. Isi dari tas inilah yang akan menemani perjalanan kontingen selama 3 hari ke depan. Setelah proses registrasi selesai, semua peserta diarahkan menuju kampung masing-masing oleh para Angels (Panitia Pendamping di setiap keluarga). Pembagian kampung mengikuti pembagian warna sebagai berikut : Kuning untuk Kampung Betlehem, Hijau untuk Kampung Galilea dan Biru untuk Kampung Nazaret. Di sinilah semua anggota kontingen KAMS berpisah menuju kampung dan keluarga masing-masing.

Saya sendiri diarahkan oleh seorang Angels (Kak Margareta Dini) menuju Kampung Betlehem, Keluarga 24 – Sto Yakobus Rasul, di Lantai 2 gedung SD Bruder untuk menyimpan barang-barang. Saya memasuki ruang kelas dan mulai melihat beberapa anggota keluarga yang sedang bersiap-siap untuk berkumpul. Setelah menyimpan barang di salah satu sudut kelas, saya turun kembali ke halaman sekolah di lantai 1 untuk menerima pengarahan. Pada saat pengarahan kami diberikan 1 buah buku panduan berwana hijau yang berisi informasi seputar JAMNAS dan lokasinya. Setelah pengarahan singkat, kami kembali diarahkan menuju ruang keluarga kami di lantai 2 untuk santap siang.

Sambil menunggu santap siang, saya mulai berkenalan dengan seorang adik sekami yang duduk di sebelah kanan saya, Susana Berje dari Keuskupan Agats. Dan tidak lama kemudian ketika waktu santap siang telah tiba, Suster pendamping rohani meminta saya untuk memimpin doa makan. Setelah doa makan, kami mendengarkan 7 permenungan sebelum makan dan kemudian makanan dibagikan lalu kami makan dengan hening selama 5 menit. Setelah makan, kami berdoa bersama dan bersiap-siap untuk mandi dan mengikuti upacara pembukaan. Pada saat ini semua alat komunikasi/HP dikumpulkan kepada Angels dan Pendamping Rohani. Kami tidak bisa lagi saling berhubungan antar kontingen dan juga menghubungi keluarga masing-masing. Kini kami harus fokus dan betul-betul bersama dalam keluarga kami yang baru, keluarga Sto. Yakobus Rasul. Dalam keluarga ini saya sangat bersyukur karena saya bertemu kembali dengan salah satu Pendamping Sekami dari Amboina yang telah akrab dengan saya, yaitu Kak Maria M. Renyaan (Kak Mery). Suasana menjadi lebih terasa nyaman dan menenangkan hati karena ada seseorang yang telah saya kenal sebelumnya. Maka dengan bantuan Kak Mery pula, saya bisa lebih kenal dengan para anggota keluarga yang lain karena Kak Mery telah tiba di sana 1 hari sebelum saya.

Saya dan 2 orang dari kontingen KAMS yang tinggal di dalam kampung Betlehem berkumpul untuk mempersiapkan diri mengikuti acara pembukaan. Kontingen KAMS diwakili oleh 2 orang anak Sekami yang akan memakai Baju adat khas Sulawesi Selatan yaitu Baju Bodo dan akan membawa vandel KKI KAMS pada perarakan misa Pembukaan. Sedangkan kontingen yang lainnya akan mengenakan baju adat atau baju yang bernuansa khas budaya/mewakili wajah KAMS.

Dalam acara pembukaan, kami duduk bersama keluarga masing-masing, dan saya melihat bahwa dalam satu keluarga pun sudah begitu banyak keanekaragaman budaya Indonesia. Ketika semua peserta berkumpul di sekitar panggung utama, aura Kebhinekaan Indonesia sangat terasa. Meski panas matahari sore masih menyengat, tetapi tidak menghalangi semangat yang ada. Menyaksikan keanekaragaman budaya, tarian lagu dan semangat dari setiap peserta, tidak akan tergantikan.

Setelah acara pembukaan di sekitar panggung utama, kami diarahkan menuju Gereja Katedral untuk mengikuti misa pembukaan. Gereja Katedral ini mampu menampung semua peserta yang hadir bersama pada para panitia dan tamu undangan. Jumlah peserta ada di kisaran 1500 orang, belum termasuk panitia dan undangan. Sungguh sangat megah dan khidmat suasana di dalam Gereja Katedral tersebut. Dengan iringan musik bernuansa dayak dan tarian penyambutan, para Pastor yang berjumlah sekitar 70-an orang dan 5 Bapa Uskup memasuki ruang Gereja dan memimpin misa pembukaan yang berlangsung sangat meriah. Gema alunan lagu theme song JAMNAS di akhir misa sungguh sangat mengobarkan semangat dan meyakinkan hati untuk mengikuti acara JAMNAS ini dengan sungguh-sungguh.


Kami kemudian kembali ke panggung utama untuk santap malam bersama dan diberikan pengantar umum dan pengarahan dari Panitia. Setelah itu kembali ke ruang keluarga dan bersiap untuk beristirahat malam. Saat beristirahat malam, 2 keluarga bergabung menjadi satu agar 1 ruangan hanya berisi peserta perempuan dan 1 ruangan lainnya hanya berisi peserta laki-laki. Pengaturan ini hanya berlaku pada saat istirahat malam.


###
Bersambung ke Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar