Lingkaran
Adven: Lambang dan Maknanya
oleh: Romo Francis J. Peffley
Pada Masa Adven, banyak keluarga
memasang Lingkaran Adven di rumah mereka. Selain hiasan-hiasannya yang tampak
semarak serta membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang yang terkandung
di dalamnya, yang belum diketahui banyak orang.
Pertama, karangan tersebut selalu
berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai
akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Lingkaran Adven selalu dibuat dari
daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” -
senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati
namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa
kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi
kita. Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah
buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah
yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita
bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus
kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.
Empat batang lilin diletakkan
sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna
merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu
masa persiapan kita menyambut Natal .
Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian
bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai
diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa
Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain
mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap
minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan
bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin
menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga
memiliki makna tersendiri. Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Warna ungu
mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita
untuk menerima Kristus pada Hari Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari
Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin
yang berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan
karena sukacita Natal
hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan
putih. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih)
sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu) dan sedikit
meledak dalam Masa Adven. Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan
dengan lilin-lilin putih - masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam
sukacita yang besar.
Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki
Lingkaran Adven, ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru
mengingatkan kita pada Bunda Maria, Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam
rahimnya serta melahirkan-Nya ke dunia pada hari Natal .
Lingkaran Adven diletakkan di tempat
yang menyolok di gereja. Para keluarga
memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven
kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan
demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan
pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan
mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu
untuk merayakan perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
Jadi, nanti jika kalian melihat atau
memasang Lingkaran Adven, jangan menganggapnya sebagai hiasan yang indah saja.
Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya, karena Lingkaran Adven hendak
mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya
ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah
memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal.
sumber : "The Symbolism of the Advent
Wreath” by Father Peffley; Father Peffley's Web Site;
www.transporter.com/fatherpeffley
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan
artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA:
www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar